Sabtu, 28 November 2015

akuntansi syariah



MAKALAH
AKUNTANSI SYARI’AH
TEORI DAN KONSEP AKUNTANSI SYARIAH
 

DISUSUN OLEH:

NAMA                          NIM
ABDUSSOMAD                               152.135.223
EMA ANDRIANI                             152.135226


FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
MATARAM
2015

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kami persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan lahir dan batin sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan Dia juga yang telah mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam-Nya,sehingga mereka bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan keharibaan baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh kelurga dan sahabat beliau, Beliau adalah makhluk Allah yang paling sempurna dan  satu-satunya sosok ilmuan yang tiada tertandingi di antara makhluk Allah
 Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kesulitan yang kami hadapi. Namun berkat kerja keras serta bantuan teman – teman akhirnya kami dapat menyelasaikan makalah ini, oleh karena itu kami memgucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada ibu pembimbing mata kuliah akuntansi LKS  yang telah memberikan kepercayaan untuk menyelesaikan makalah ini serta terimakasih pula kepada teman teman yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Kami mohom maaf yang sebesar-besarnya bila dalam penyasunan makalah ini banyak terdapat kekeliruan dan kesalahan, dan akhirnya kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas kepada para pembaca,
AAMIIN



DAFTAR ISI
   KATA  PENGANTAR.....................................................................................................i
   DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
   BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................
A.    Latar  Belakang.......................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................................1
    BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................
A.    Pengertian akuntansi syariah...................................................................................2
B.     Teori dan konsep akuntansi syariah……..….........................................................3
    BAB III KESIMPULAN.................................................................................................
    DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Akuntansi Syariah merupakan ilmu yang tergolong masih baru di kalangan masyarakat. Karena akuntansi yang sering dikenal oleh kebanyakan orang adalah akuntansi konvensional. Pada dasarnya sistem akuntansi itu sama, yaitu pencatatan atau pembukuan “double entry”. Menurut sejarah yang diketahui orang, terdapat dalam berbagai buku “Teori Akuntansi” yang disebutkan muncul di Italia pada abad ke-13 yang lahir dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli. Beliau menulis buku “Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita” dengan memuat satu bab mengenai “Double Entry Accounting System”. Mungkin setelah mendengar Akuntansi Syariah, orang merasa aneh dan berfikir apakah ada Akuntansi Syariah itu?.
Ternyata kalau kita lihat dari sejarah peradaban Islam disitu akan terdapat sejarah perkembangan ilmu. Ilmu ini telah dipraktikkan oleh Rasulullah sendiri. Setiap melakukan sebuah transaksi, Rasulullah selalu mencatatnya. Tentang landasan hukum muamalah telah di jelaskan oleh Allah dalam surat Al-Baqarah:282 dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang transaksi dan pencatatan.
Akuntansi Syariah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari trilogi iman (faith), ilmu (knowledge) dan amal (action). Artinya, wujud keberanian seseorang harus diekspresikan dalam bentuk perbuatan (amal atau aksi). Di mana perbuatan tadi harus didasari dan dituntun oleh ilmu.
Dalam konsep dasar Akuntansi Syariah akan dibahas pula teori-teori akuntansi syariah. Yang mana didalamnya terdapat perbedaan-perbedaan antara teori Akuntansi Syariah dan akuntansi  modern.
B.   RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalahnya yaitu:
1.      Apa itu akuntansi syariah?
2.      Dan apa saja konsep dasar teori dari akuntansi syariah?


BAB II
PEMBAHASAN
A.   PENGERTIAN AKUNTANSI SYARIAH
Secara etimologi , kata akuntansi berasal dari bahasa Inggris, accounting, dalam bahasa Arabnya disebut “ Muhasabah” yang berasal dari kata hasaba, hasiba, muhasabah, atau wazan yang lain adalah hasaba, hasban, hisabah, artinya menimbang, memperhitungkan mengkalkulasikan, mendata, atau menghisab, yakni menghitung dengan seksama atau teliti yang harus dicatat dalam pembukuan tertentu. Kata “hisab” banyak ditemukan dalam Al-Qur’an dengan pengertian yang hampir sama, yaitu berujung pada jumlah atau angka.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Akuntansi Syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, dan pelaporan melalui dalam mengambil keputusan ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syariah, yaitu tidak mengandung zhulum (Kezaliman), riba, maysir (judi), gharar (penipuan), barang yang haram, dan membahayakan dan ada juga yang mendifinisikan akuntansi Syari'ah adalah akuntansi yang berorientasi sosial. Artinya akuntansi ini tidak hanya sebagai alat untuk menterjemahkan fenomena ekonomi dalam bentuk ukuran moneter tetapi juga sebagai suatu metode menjelaskan bagaimana fenomena ekonomi itu berjalan dalam masyarakat Islam. Akuntansi Syari'ah termasuk didalamnya isu yang tidak biasa dipikirkan oleh akuntansi konvensional. Perilaku manusia diadili di hari kiamat. Akuntansi harus dianggap sebagai salah satu derivasi/hisab yaitu menganjurkan yang baik dan melarang apa yang jelek. Realitas Akuntansi Syari'ah adalah tercermin dalam akuntansi zakat.
Akuntansi zakat menunjukkan proses di mana kekayaan diperoleh secara halal oleh perusahaan. Ini merupakan salah satu contoh dari turunan hisab yang merupakan bidang akuntansi. Disamping itu ternyata melalui Al Qur'an telah menggariskan bahwa konsep akuntansinya adalah penekanan pertanggungjawaban atau accountability yang tujuanya menjaga keadilan dan kebenaran.


1.      Akuntansi syariah yang yang secara nyata telah diterapkan pada era dimana masyarakat menggunakan sistem nilai Islami khususnya pada era Nabi SAW, Khulaurrasyidiin, dan pemerintah Islam lainnya.
2.      Akuntansi syariah yang saat ini muncul dalam era dimana kegiatan ekonomi dan sosial dikuasai ( dihegemony) oleh sistem nilai kapitalis yang berbeda dari sistem nilai Islam.
B.   TEORI DAN KONSEP AKUNTANSI SYARIAH
Akuntansi sebenarnya merupakan domain “muamalah” dalam kajian Islam. Artinya diserahkan kepada kemampuan akal pikiran manusia untuk mengembangkannya. Namun karena pentingya permasalahan ini maka Allah SWT bahkan memberikannya tempat dalam kitab suci Al-Qur’an, Al-Baqarah ayat 282. Ayat ini sebagai lambang komoditi ekonomi yang mempunyai sifat akuntansi yang dapat dianalogkan dengan “double entry”,  dan menggambarkan angka keseimbangan atau neraca.
Karena akuntansi ini sifatnya muamalah maka pengembangannya diserahkan pada kebijaksanaan manusia. Sedangkan Al-Qur’an dan Sunnah hanya membekalinya dengan beberapa sistem nilai seperti landasan etika, moral, kebenaran, dan sebgainya.
Dalam surat Al-Baqarah Islam mewajibkan untuk melakukan pencatatan:
1.      Menjadi bukti dilakukannya transaksi.
2.       Menjaga agar tidak terjadi manipulasi.
Penekanan ini didukung lagi oleh ratusan ayat yang dapat dijadikan sumber moral akuntansi seperti berlaku adil, jujur, bertakwa dan lain sebagainya. Peritah Al-Qur’an yang telah disebutkan di atas perlu dioperasionalkan dalam bentuk aksi atau praktik. Sehingga perintah A-Qur’an dapat membumi dalam masyarakat. Karena selama ini masyarakat Muslim sebagian besar hanya memahami agama saja namun tidak pernah mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. 
Dalam Al-Qur’an sudah terdapat teori tentang Akuntansi, sedangkan untuk  praktiknya diserahkan sepenuhnya kepada umatnya untuk merumuskannya sesuai dengan kebutuhannya.
Konsep dasar merupakan wujud atau kerangka dasar yang akan memengaruhi bentuk teori, cara memandang, dan cara mempraktikan akuntansi dalam dalam dunia ekonomi-bisnis. Mirip dengan pandangan Kerlinger (1964, 11) yang medefinisikan akuntansi sebagai seperangkat konstruk yang saling terkait (konsep), definisi, dan proposisi yang menyajikan pandangan sistematis dari fenomena dengan menetapkan hubungan antara variabel dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena.
Sedangkan Hendriksen dan Van Breda (1992, 21) mengatakan bahwa teori akuntansi itu adalah seperangkat hipotesis, konseptual, prinsip-prinsip pragmatis membentuk kerangka acuan umum untuk menyelidiki sifat akuntansi. Adapun tujuan utama dari teori akuntansi ini adalah satu set prinsip yang diturunkan secara logis untuk dijadikan sebagai referensi dalam menilai dan memgembangkan praktik akuntansi.
Untuk penetapan konsep dasar teori akuntansi syariah didasarkan pada prinsip filosofis. Sedangkan prinsip filosofis secara implisit diturunkan dari konsep faith, knowledge dan action yang berasal dari nilai-nilai tauhid. Agar lebih jelas lihat sruktur di bawah ini.
Dari prinsip filosofi humanis terdapat konsep dasar intrumental dan socio-economic. Konsep dasar intrumental ini diperoleh dengan dasar pemikiran bahwa Akuntansi Syariah merupakan instrumen yang dapat dipraktikkan di dalam dunia nyata. Dengan demikian instrumen ini mempunyai hubungan dengan nilai-nilai masyarakat yang membangun dan mempraktikannya. Sedangkan konsep dasar socio-economicmengindikasikan bahwa teori Akuntansi Syariah tidak membatasi wacana yang dimilikinya pada transaksi-transaksi ekonomi saja, tetapi juga mencakup “transaksi-transaksi sosial”. Dalam transaksi sosial ini meliputi transaksi mental dan spiritual dari sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis.
Selanjutnya dalam prinsip filosofis terdapat emansipatoris, adapun konsep dasar dari emansipatoris diantaranya konsep dasar critical dan konsep dasar justice. Konsep dasar critical memberikan dasar pemikiran bahwa konstruksi teori akuntansi syariah tidak bersifat dogmatis dan eksklusif. Konsep ini harus diterapkan pada akuntansi, karena sifat kritis sagat diperlukan dalam akuntansi, agar kita bisa menilai secara rasional kelemahan dan kelebihan akuntansi modern. Dalam akuntansi juga terdapat konsep dasar justice, guna untuk aspek-aspek penting dalam akuntansi yang didudukan secara adil.
Kemudian dalam prinsip filosofis transendental terdapat konsep dasar all-inclusive dan rational-intuitive. Konsep dasar all-inclusive memberikan dasar pemikiran bahwa kontruksi teori Akuntansi Syariah bersifat terbuka. Dalam hal ini berarti akuntansi syariah ada kemungkinan menggunakan konsep dari akuntansi modern, namun yang digunakan hanya konsep selaras dengan nilai-nilai akuntansi Islam.
Konsep dasar rational-intuitive mengindikasikan bahwa secara epistemologi, kontruksi teori Akuntansi Syariah memadukan kekuatan rasional dan intuisi manusia. Pada konsep ini berbeda dengan konsep teori modern, karena konsep teori modern lebih mengutamakan rasio dari pada intuisi dalam proses teorinya. Sedangkan dalam konstruksi teori Akuntansi Syariah intuisi merupakan instrumen yang sangat penting dan memiliki kekuatan dalam melakukan perubahan-perubahan signifikan dalam masyarakat, kemudian hal ini juga disinergikan  dengan instrumen raional manusia.
Selanjutnya dari prinsip filosofis teleologikal terdapat konsep dasar ethical danholostic welfare. Ethical merupakan konsep dasar yang dihasilkan dari konsekuensi logis keinginan kembali ke Tuhan dalam keadaan tetang dan suci. Karena Akuntansi Syariah dibangun bedasarkan nilai-nilai etika Islam maka konsekuensi disini pada penggunaan nilai-nili etika Islamnya dalam kontruksi Akuntansi Syariah yang berupa kesejahteraan pada Akuntansi Syariah bukan hanya pada kesjahteraan materi saja namun pada kesejahteraan non-materi atau bisa disebut juga dengan kesejahteraan yang utuh (holistic welfare).
Konsep-konsep dasar akuntansi syariah ini akan menghasilkan bentuk teori akuntansi yang berbeda dengan akuntansi modern, begitu juga dengan bentuk praktiknya karena terapat prinsip-prinsip yang berbeda antara Akuntansi Syariah dengan akuntansi modern.
Konsep dasar disebut juga asumsi adalah aksioma atau pernyataan yang tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya karena secara umum telah diterima kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, dan menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosial dan hukum dimana akuntansi beroperasi.dimana diturunkan dari tujuan laporan keuangan berfungsi sebagai fondasi bagi prinsip-prinsip akuntansi. Tujuan laporan keuangan akuntansi syari’ah adalah untuk memberikan pertanggungjawaban dan informasi.
Pada bagian ini pembahasan kerangka akuntansi syariah langsung dijelaskan pada konsep masing-masing sehingga tidak dikelompokkan kembali sebagai asumsi, karakteristik kualitatif, dan sebagainya. Berikut konsep-konsep akuntansi syariah yaitu:
1.      Entitas unit akuntansi
Konsep  ini diartikan bahwa setiap perusahaan adalah suatu unitakuntansi yang terpisah dan harus dibedakan dengan pemiliknya atau dengan perusahaan lain. Ada beberapa teori tentang kepemilikan diantaranya adalah sebagai berikut:
a)      Proprietary theory, dimana kempemilikan terhadap perusahaan tercermin pada akun ekuitas sehingga persamaannya asset – kewajiban = Ekuitas
b)      Entity theory, dimana pemilik hanya memiliki hak atas sebagaian dari pemilikan perusahaan, karna pemilik hanya salah satu yang berhak atas perusahaan, sehingga persamaannya adalah asset = kewajiban + Ekuitas
2.      Kegiatan usaha yg berkelanjutan
Konsep ini memegang peranan yang besar dalam setandar akuntansi serta penyusunan laporan keuangan, karna konsep ini berhubungan dengan konsep harga peroleh dan penilaian asset tetap.
3.      Periodiasi
Konsep ini ada karna adanya perubahan atas kekayaan perusahaan pada laporan keuangan harus dijelaskan secara priodik. Konsep ini berhubungan konsep kegiatan usaha yang berkelanjutan.
4.      Satuan mata uang
Konsep ini memiliki dua konsekuensi. Pertama, akuntan akan hanya memperhitungkan segala sesuatu yang hanya dapat dinyatakan dalam mata uang serta mengabaikan informasi yang tidak dapat disajikan dalam suatu mata uang. Kedua, mengabaikan kenyataan bahwa daya beli mata uang tidak selamanya sama karna adanya inflasi.
5.      Konservatif
Konsep iini merupakan konsep yang digunakan oleh akuntan untuk melaporkan nilai yang rendah untuk asset dan pendapatan serta nilai yang tinggi untuk kewajiban dan beban.
6.      Harga perolehan
Konsep ini merupakan konsep dimana asset dicatat sejumlah kas atau serta kas yang dibayarkan pada saat memperoleh sesuatu, sedangkan kewajiban dicatat pada jumlah uang yang akan diterima dari pertukaran atas kewajiban.
7.      Penandingan antara pendapatan dan beban (matching)
Konsep ini merupakan konsep dimana pendapatan diakui pada suatu periode tertentu sesuai perinsip pengakuan pendapatan secara bersamaan dengan pengukuran beban. Implikasi dari konsep ini adalah beban harus diakui pada periode dimana pendapatan diakui.
8.      Dasar akrual
Konsep ini mengatakan bahwa pengakuan pendapatan dilakukan saat suatu manfaat itu diperoleh, bukan saat kas diterima. Hal yang sama terjadi untuk beban yaitu beban diakui pada saat manfaat diterima dan bukan pada saat kas dibayarkan. Metode ini berhubungan dengan konsep penandingan beban dengan manfaat.
9.      Pengungkapan penuh
Konsep ini mengharuskan pengungkapan informasi sesuatu dengan kebutuhan informasi dari mayoritas pembaca laporan keuangan. Seluruh stakeholders perusahaan memiliki hak untuk menerima informasi perusahaan. Namun demikian, tidak berarti bahwa seluruh informasi harus diungkapkan sehingga bias membingungkan. Hal yang perlu dilihat adalah kewajiban (farnerss), kemudian (adequacy) serta keterbukaan (transparency)informasi serta kepada siapa informasi tersebut harus disajikan.
10.  Substansi mengungguli bentuk
Konsep ini diadopsi oleh akuntansi bahwa hakikat dari suatu teransaksi lebih penting dari bentuk hukum teransaksi inni sendiri. Penerapan substansi mengungguli bentuk pada akuntansi konpensional adalah capital leasing.


BAB III
KESIMPULAN
Akuntansi merupakan domain “muamalah” dalam kajian Islam. Artinya diserahkan kepada kemampuan akal pikiran manusia untuk mengembangkannya. Namun karena pentingya permasalahan ini maka Allah SWT bahkan memberikannya tempat dalam kitab suci Al-Qur’an, Al-Baqarah ayat 282. Ayat ini sebagai lambang komoditi ekonomi yang mempunyai sifat akuntansi yang dapat dianalogkan dengan “double entry”,  dan menggambarkan angka keseimbangan atau neraca.
            Karena akuntansi ini sifatnya muamalah maka pengembangannya diserahkan pada kebijaksanaan manusia. Sedangkan Al-Qur’an dan Sunnah hanya membekalinya dengan beberapa sistem nilai seperti landasan etika, moral, kebenaran, dan sebgainya. Jadi, untuk penetapan konsep dasar teori akuntansi syariah didasarkan pada prinsip filosofis. Sedangkan prinsip filosofis secara implisit diturunkan dari konsep faith, knowledge dan action yang berasal dari nilai-nilai tauhid.
Dalam surat Al-Baqarah Islam mewajibkan untuk melakukan pencatatan:
1.      Menjadi bukti dilakukannya transaksi.
2.      Menjaga agar tidak terjadi manipulasi.

DAFTAR PUSTAKA
Sri nurhayati.“akuntansi syariah diindonesia”,wasilah Jakarta:salemba empat 2014
http://somadsomad.blogspot.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tulis komentar anda yang bisa membangun bagi blog ini oke!!!